Dewi Harlas: Perempuan Desa yang Mengukir Kesuksesan dalam Dunia Ekspor

Dewi Harlas: Perempuan Desa yang Mengukir Kesuksesan dalam Dunia Ekspor

Profil Emak-emak eskportir

Dewi Harlas adalah sosok inspiratif seorang perempuan tangguh yang berstatus single parent namun mampu mandiri dan berdaya. Setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan, ia memutuskan resign dan kembali ke desanya, yaitu desa Purworejo, Purbalingga, Jawa Tengah. Saat kembali, Dewi menemukan banyak potensi yang belum banyak dimanfaatkan, salah satunya adalah keterampilan para pengrajin bulu mata, potensi alam lainnya seperti daun pisang dan serabut kelapa.

Setelah resign berbagai usaha dilakukan hingga pernah berjualan gorengan, hal tersebut dilakoninya semata-mata untuk menghidupi ketiga anaknya, akhirnya pada tahun 2015, Dewi memutuskan untuk memulai usaha ekspor. Bermodalkan media sosial serta company profile yang ia buat  ditambah dengan  semangat dan tekad yang kuat, ia akhirnya berhasil mendapatkan buyer pertamanya. Namun, diawal usaha ekspor yang ia lakoni bisnisnya tidak semulus yang diharapkan. Setelah mendapat buyer pertama Dewi mengalami kebangkrutan karena adanya pengkhianatan dari rekan dan timnya sendiri. Kejadian ini sempat membuatnya terpuruk, tetapi ia tidak menyerah, terus jatuh bangun dalam menghidupkan bisnisnya.

Eksportir perempuan sukses

Perjalanan Bisnis Ekspor

Setelah masa sulit tersebut, Dewi bangkit dan kembali merintis usaha ekspor. Ia belajar dari pengalaman pahitnya dan mulai menjalin hubungan yang lebih kuat dengan para pengrajin di desanya. Dengan ketekunan serta inovasi, Dewi berhasil mengeskpor ke 16 negara dan mengembangkan produk-produk seperti bulu mata, serabut kelapa dan daun pisang yang berkualitas tinggi dan diminati di pasar internasional. Kini, Dewi dikenal sebagai emak-emak eksportir yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga memberdayakan warga di sekitarnya. Melalui usahanya, ia membuka lapangan pekerjaan dan memberikan pelatihan kepada para pengrajin, sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan mereka. Dewi juga aktif mengajak para perempuan di desanya untuk bergabung dalam usaha ini, sehingga menciptakan komunitas yang saling mendukung melalui pembuatan UMKM untuk para masyarakat agar lebih berdaya.

Potensi Desa sebagai Peluang Bisnis

Keberhasilan Dewi Harlas menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh desa-desa di Indonesia. Setiap desa memiliki kekayaan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan peluang bisnis, termasuk produk-produk khas seperti bulu mata, produk turunan dari kelapan hingga daun pisang yang hampir bisa ditemui dimanapun erta hasil-hasil kerajinan para pengrajin lokal. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang ada, masyarakat desa dapat meraih kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup.

Dewi percaya bahwa dengan kolaborasi dan pemberdayaan, semua masyarakat khususnya perempuan dapat menjadi pendorong perubahan positif untuk lingkungannya. Usahanya membuktikan bahwa dengan visi yang jelas dan kerja keras, kesuksesan dapat dicapai meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Dari kisah Dewi Harlas kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap tantangan yang kita hadapi adalah batu loncatan untuk mencapai impian. Sehingga jangan pernah ragu untuk berusaha dan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita. Dengan adanya peluang yang bisa ditangkap, kita bisa menciptakan kemajuan dan membawa perubahan besar bagi warga sekitar. Sebab keberanian untuk memulai adalah langkah pertama dalam menuju kesuksesan. Dewi Harlas adalah contoh nyata bahwa perempuan desa, meski menghadapi berbagai rintangan, dapat mencapai kesuksesan yang luar biasa. Semoga kisahnya menginspirasi banyak orang untuk mengejar impian dan memberdayakan komunitas mereka.

Ella Rizki: Petani Milenial Pemberdaya Masyarakat Desa

Ella Rizki: Petani Milenial Pemberdaya Masyarakat Desa

Bung Hatta pernah berucap Indonesia tidak akan bercahaya dengan obor di Jakarta tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa, Ella Rizki Farihatul Maftuhah adalah salah satu penyala lilin di sebuah desa. Perempuan kelahiran Dusun Semen, Desa Trenten Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini menjadi inspirator bagi para pemuda Indonesia karena berhasil mengubah wajah desa nya menjadi lebih maju dan berkembang. Ella tumbuh di lingkungan yang kaya akan potensi pertanian, terutama kelapa. Melihat potensi yang besar namun belum tergarap secara maksimal, Ella bertekad untuk memaksimalkan potensi tersebut demi kesejahteraan masyarakat desanya. Ia terlahir dari orang tua yang memiliki profesi produksi gula jawa, dan memang sebagian besar mata pencaharian warga desanya sebagai penderes pohon kelapa dan diolah menjadi gula jawa.

Perjalanan Ella dalam memberdayakan masyarakat dimulai dari hal yang sederhana. Ia melihat bahwa banyak masyarakat di desanya yang bermata pencaharian sebagai penderes nira. Namun, hasil dari sadapan nira tersebut hanya diolah menjadi gula jawa secara tradisional. Padahal nira yang dihasilkan oleh pohon kelapa ini memiliki potensi yang lebih besar. Melihat potensi yang lebih besar dari nira, Ella mulai melakukan eksperimen dan penelitian untuk mengolah nira menjadi produk yang lebih bernilai, yaitu gula semut. Bersama Ibu dan adiknya Ella mulai mengajak dan melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk membuat produk gula semut untuk lebih meningkatkan nilai jual. Namun jalannya tidaklah mulus ia harus menhadapi para tengkulak gula jawa dan penolakan oleh beberapa pihak, namun berjalannya waktu wargapun mulai menyadari bahwa nira yang diolah sebagai gula semut lebih banyak mendatangkan keuntungan, mulai dari situ mereka beralih dari awalnya hanya membuat gula jawa kemudian memproduksi gula semut yang kemudian di tampung serta di pasarkan oleh keluarga Ella, dari hasil produksi  gula semut para warga Ella pun memulai pemasaran ekspor produk tersebut ke Korea Selatan.

Melihat kesmepatan peluang usaha yang lebih besar dalam pengolahan berbahan baku kepala tersebut, Ella mendedikasikan diri mencari ilmu untuk memperdalam pengetahuannya dalam bidang kimia Politeknik Akademi Kimia Analis (AKA) Bogor di bawah Kementerian Perindustrian. Karena menyadari ilmunya sangat bermafaat untuk pengembangan kualitas gula semut ini dia Ia melanjutkan pendidikannya ke level S-1 Kimia di Universitas Nusa Bangsa, Bogor, kemudian S-2 Kimia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan sekarang menjadi kandidat doktoral S# di UGM dalam bidang yang sama yaitu kimia. Pendidikan yang tinggi ini tidak hanya memberikannya pengetahuan teoritis, tetapi juga menginspirasi untuk menerapkan ilmunya secara langsung di masyarakat.

Dengan tekad yang kuat serta mencari solusi atas keresahannya melihat para perempuan dan Ibu-ibu di desanya banyak yang bekerja ke Kota sebagai pembantu rumah tangga, kemudian Ella membentuk Koperasi Kelompok Wanita Tani Nira Lestari Makmur. Koperasi ini menjadi wadah bagi para perempuan untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan usaha bersama. Sukse mendirikan koperasi untuk memperkuat usahakan ia mendirikan CV Nira Lestari yang kini sudah beralih nama menjadi PT. NIra Lestari Internasional. Melalui pembentukan usaha tersebut ia tidak hanya memproduksi gula semut, tetapi juga memberikan pelatihan kepada para perempuan di desa untuk mengolah nira menjadi berbagai produk turunan seperti VCO oil dan vegan nectar, yang mana produk tersebut bernilai jual tinggi dari pada gula jawa. Dengan demikian, Ella tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga memaksimalkan potensi desa untuk memberdayakan perempuan mandiri secara mental dan juga finansial.

Keberhasilan Ella dalam memberdayakan masyarakat tidak hanya diakui di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional. Ia sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum dan seminar terkait pemberdayaan masyarakat dan pertanian berkelanjutan. Penghargaan yang ia dapatkan antara lain Awardee Population Activity Resources and Environment Program, Chulalongkorn University, Thailand (2020); Ambassador Business Edupreneur UPI (2019); Pendamping khusus pemberdayaan peternak sapi Mamuju, RIF Indonesia-Kanada (2020) dan masih banya lagi

Berkat kerja keras dan dedikasinya, usaha Ella telah membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desanya. Mulai dari meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendapatan masyarakat desa meningkat secara signifikan berkat produksi gula semut dan produk turunannya. Mampu memberdayakan perempuan, Perempuan desa menjadi lebih mandiri dan memiliki peran penting dalam perekonomian keluarga. Melestarikan lingkungan dengan usaha pertanian berkelanjutan, proses produksi gula semut yang dilakukan oleh Ella ramah lingkungan berkualitas.

Kisah Ella mengajarkan kita bahwa dengan niat yang tulus, ilmu pengetahuan yang memadai, dan kerja keras, kita dapat menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Ella juga membuktikan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan desa. Dia selalu berpesan “Saya percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa. Terpenting adalah kita berani untuk bermimpi, bekerja keras, dan tidak pernah menyerah. Mari bersama-sama membangun desa yang lebih maju dan sejahtera.” Ella Rizki Farihatul Maftuhah adalah sosok inspiratif yang telah membuktikan bahwa seorang perempuan muda dapat menjadi penggerak perubahan serta kemajuan di desanya. Melalui dedikasinya dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi lokal kekayaan desa melalui kelapa, Ella telah menjadi contoh nyata bagi kita semua.

 

Hanna Suhardi : Perempuan Membangun Desa dengan Memberdayakan Para Penjahit

Hanna Suhardi : Perempuan Membangun Desa dengan Memberdayakan Para Penjahit

Adanya pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia pastinya memberikan dampak yang dirasakan oleh semua orang, utamanya pada sektor perekonomian. Namun kendala pandemi tidak menjadikan Hanna Suhardi, seorang woman preneur patah semangat. Dengan kerja keras dan ketekunannya bersama suami, Hanna Suhardi kini sudah berhasil memberdayakan sekitar 100 penjahit dari dua desa yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.Hanna Suhardi sudah memulai usahanya dengan cara berjualan online dari tahun 2013, namun dikatakan  benar-benar pada  sekitar tahun 2017.

Bersama suaminya mereka menjual produk fashion berupa sepatu lokal dan tas, dengan produk bernama lemontree yang sebelumya bernama Shopping Shoes Store. Di balik cerita kesuksesan Hanna dalam mengelola awal usaha toko online Shopping Shoes Store, yang telah berjalan kurang lebih lima tahun ini, terselip kisah inspiratif di dalamnya. Perempuan yang memiliki background Ilmu Gizi ini juga punya visi untuk memberdayakan pegawainya agar lebih sejahtera. dan sekarang Hanna berhasil membangkitkan kehidupan Desa Penjahit yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Atas perannya tersebut Hanna Suhardi pun berhasil meraih penghargaan di kategori “Inspiring Seller Award” dari Lazada Forward Women Awards tahun 2021. Penghargaan tersebut  diberikan sebagai wujud apresiasi salah satu Lazada atas prestasi seller perempuan di Asia Tenggara yang telah melewati berbagai tantangan di kehidupan pribadi, komunitas, dan budaya mereka. Penghargaan tersebut patut diperoleh karena Hanna mampu menghadapi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, yang mana membuat permintaan barang jualannya menurun hingga 70 persen. Tapi dia dan suaminya tidak menyerah begitu saja, dan sekarang atas hasil kerja kerasnya Hanna mampu membuat desa-desa tempat penjahit berada bisa ikut maju dan berkembang.

Hanna selalu berpegang pada sebuah prinsip, “Pikiran menentukan apa yang kita inginkan, tetapi tindakan akan menentukan apa yang akan kita dapatkan”. Menurutnya alasan serta tujuan orang dalam berbisnis itu tentu banyak macamnya. Ada orang yang hanya ingin mencari untung, tapi ada juga yang mengikuti kata hati untuk memajukan orang-orang di sekitarnya. Karena itu, cara setiap orang untuk mencapai tujuan berbisnis tentu tidak akan sama. Hanna dan suaminya saat ingin memulai usaha, selalu memiliki keyakinan jangan takut untuk bersusah-susah dahulu dalam membangun usaha. Apa yang kita kerjakan bila sungguh-sungguh pasti akan ada hasilnya, kalau kita bergerak dengan kekuatan 100 persen, maka hasilnya juga akan mengikuti.

Didasari dengan prinsip tersebut, Hanna juga berusaha meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan dan memberdayakan para penjahit di beberapa desa penjahit di kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yang terkena dampak dari pandemi. Akhirnya perempuan pemilikiusaha lemontree ini berhasil menemukan para penjahit yang memiliki pemikiran yang sama yaitu “mengamankan” pendapatan dimasa sulit,tidak hanya merekrut, Hanna juga berusaha memberdayakan para penjahit dengan mengajarkan cara kerjasama dan memberikan dukungan modal agar mereka bisa membuat rumah produksi sendiri.

Hanna berharap para penjahit yang menjadi mitranya dapat mewarisi ilmu yang telah diberikannya, sehingga pengetahuan yang diberikan bisa bermanfaat dan berguna bagi mereka kedepannya. Jerih payah Hanna untuk para penjahit selama masa pandemi ini membuahkan haasil. Beberapa desa yang dibantunya sudah dapat berjalan sesuai dengan yang Hanna ciata-citakan, bahkan ada satu desa yang mendapatkan omzet penghasilan hingga ratusan juta rupiah perbulannya. Hanna mersa sangat senang dapat membantu perekonomian para penjahit yang tadinya terdampak covid-19 hingga sekarang dapat menghasilkan kehidupan yang jauh lebih layak.